TEMPO.CO, Jakarta - Perang Yaman yang melibatkan milisi Houthi dukungan Iran melawan pasukan koalisi Timur Tengah yang disokong Arab Saudi dan Uni Emirat Arab serta negara Teluk lainnya belum menunjukkan tanda berakhir.
Bahkan kecamuk perang yang pecah pada akhir 2014 itu sepertinya kian berkobar. Sejumlah laporan menyebutkan, Arab Saudi dan sekutunya yang masuk ke Yaman pada 2015 untuk memberikan dukungan terhadap pemerintahan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi di Aden makin meningkatkan serangan ke posisi yang dikuasai Houthi.
Bahkan serbuan jet tempur Arab Saudi sering mengenai sasaran sipil dan warga Yaman yang tak berdosa mengakibatkan ribuan orang tewas.
Baca: Peraih Nobel Yaman Gugat Mohammed bin Salman, Pelanggaran HAM
Dalam foto yang dirilis pada Kamis, 30 Agustus 2018, sebuah tim dari kapal perusak AS, USS Jason Dunham, memeriksa senjata yang disita dari kapal di Teluk Aden, Yaman. (Angkatan Laut AS melalui AP)
Insiden terakhir adalah ketika pesawat pengebom Arab Saudi menghajar kawasan di Provinsi Hodeidah, termasuk gempuran ke pesta perkawinan. Di kawasan ini, setidaknya 50 warga sipil tewas.
Sebelumnya, pada awal bulan lalu, Arab Saudi dan sekutunya mengaku bertanggung jawab membombardir sebuah bus sekolah menyebabkan sedikitnya 51 orang tewas, 40 di antaranya anak-anak.